Ir. Nenny Miryani Saptadji, Ph.D has released a book “Teknik Geotermal”
Pre-Order buku Teknik Geotermal Edisi 2 melalui https://geothermal.itb.ac.id/book-description/
Buku ini terdiri dari sebelas bab, yang disusun sebagai berikut. Bab pertama pada dasarnya memberikan gambaran mengenai sistematika penulisan buku ini. Bab kedua berjudul “Sistem Geotermal”, membahas tentang sistem di bawah permukaan, teori tektonik lempeng, kejadian di alam yang menyebabkan terjadi anomali panas di tempat-tempat tertentu, terjadinya sistem geotermal, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukannya, jenis-jenis reservoir yang terdapat di alam dan paling banyak dimanfaatkan. Karena hingga saat ini jenis reservoir yang paling banyak digunakan adalah reservoir hidrotermal, maka pembahasan di fokuskan kepada sistem hidrotermal, komponen dari sistem geotermal, jenis-jenis manifestasi geotermal di permukaan yang umum beraosiasi dengan sistem hidrotermal, karakteristiknya, klasifikasi reservoir hidrotermal berdasarkan temperatur dan jenis fluida yang terkandung di dalamnya, serta perbedaannya dengan reservoir minyak dan gas. Juga dibahas dalam bab ini adalah hal-hal penting yang perlu diketahui dari suatu reservoir. jenis-jenis sistem geotermal serta beberapa model sistem geotermal yang ada di Indonesia. Pemahaman tentang sistem geotermal merupakan pengetahuan dasar yang perlu dimilki. Dalam beberapa hal sistem geotermal nampak serupa dengan sistem minyak dan gas, namun pada kenyataannya ada cukup banyak perbedaan antara kedua sistem tersebut yang tidak dapat diabaikan dalam mengembangkan metoda-metoda untuk menentukan karakteristik reservoirnya dan teknik-teknik yang digunakan untuk memproduksikan fluidanya. Hal ini menyebabkan pekerjaan-pekejaan yang dilakukan di bidang geotermal tidak seluruhnya sama dengan yang dilakukan di sektor migas.
Bab tiga berjudul “Pemanfaatan Energi Geotermal” Bab ini membahas berbagai pemanfaatan fluida geotermal, baik untuk sektor listrik maupun untuk sektor non-listrik, yang dilaksanakan di berbagai lapangan geotermal di dunia. Pembahasan pemanfaatan fluida geotermal untuk pembangkit listrik diawali dengan pembahasan tentang sistem pembangkit listrik tenaga geotermal (PLTP) dan perbedaannya dengan pembangkit listrik uap (PLTU), dan kemudian dilanjutkan dengan pembahasan beberapa jenis siklus konversi dan pemakaiannya di beberapa lapangan, khususnya di lapangan- – lapangan Indonesia, antara lain di Kamojang (Jawa Barat), Darajat (Jawa Barat), Awibengkok-Salak (Jawa Barat), Wayang Windu (Jawa Barat), Patuha (Jawa Barat), Dieng (Jawa-Tengah), Lahendong (Sulawesi Utara) dan Sarulla (Sumatera Utara). Pembahasan tentang pemanfaatan fluida geotermal untuk sektor non-listrik atau pemanfaatan langsung (direct use), pada dasarnya memberikan contoh-contoh pemakaian fluida geotermal untuk wisata, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan produk pertanian, pemanasan tanah di beberapa negara, dan juga di beberapa daerah di Indonesia.
Bab empat berjudul “Kegiatan Pengusahaan Geotermal”. Pembahasan diawali dengan regulasi yang mengatur kegiatan survei pendahuluan, kegiatan eksplorasi, studi kelayakan, kegiatan eksplotasi dan pemanfaatan geotermal di Indonesia. Pada bab ini diuraikan garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap-tahap tersebut. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai satus kegiatan pengusahaan geotermal di Indonesia dan rencana ke depan.
Bab 5 berjudul “Sifat Batuan dan Fluida Geotermal”. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama membahas mengenai sifat petrofisik batuan geotermal, bagian kedua membahas sifat termodinamika uap, air dan campuran dari keduanya pada berbagai tekanan dan temperatur, sedangkan bagian ketiga membahas tentang sifat geokimia fluida geotermal.
Bab 6 berjudul “Sumberdaya, Cadangan dan Potensi Listrik Geotermal”. Pada bab ini dijelaskan metoda yang umum digunakan untuk memperkirakan besar sumberdaya (resources) atau energi panas yang terkandung di dalam reservoir, besar cadangan atau energi geotermal yang dapat dimanfaatkan dan besar potensi listrik apabila reservoirnya dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik selama perioda waktu tertentu.
Bab 7 berjudul “Pengujian Sumur Geotermal”. Bab ini membahas berbagai teknik pengujian sumur geotermal, mulai uji komplesi, uji panas dan uji produksi, serta metoda-metoda yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil pengujian sumur. Metoda uji produksi yang dibahas meliputi metoda lip-pressure (uji tegak dan uji datar), metoda kalorimeter dan metoda separator.
Bab 8 berjudul “Fasilitas Produksi Uap dan Pembangkit Listrik”. Bab ini membahas semua fasilitas produksi uap mulai dari sumur hingga ke PLTP dan fasilitas yang diperlukan untuk membangkitkan listrik (PLTP).
Bab 9 berjudul “Estimasi Kebutuhan Uap Untuk Pembangkit Listrik”. Bab ini membahas faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kapasitas PLTP yang akan dibangun dan metoda yang digunakan untuk menentukan jumlah uap yang dibutuhkan oleh turbin untuk membangkitkan listrik dan jumlah sumur yang perlu diproduksikan untuk mensuplai uap ke turbin.
Bab 10 berjudul “Perubahan Kondisi Reservoir akibat Eksploitasi”. Pembahasan terdiri dari dua, yaitu: (1) perubahan di dalam reservoir dominasi-uap akibat eksploitasi dan (2) perubahan di dalam reservoir dominasi-uap akibat eksploitasi. Untuk perubahan di dalam reservoir dominasi-uap, diambil dari hasil kajian dari lapangan Geyser dan lapangan Kamojang, sedangkan untuk dominasi-air diambil dari lapangan Southern Negro, Tongonan dan Awibengkok-Gunung Salak.
Bab 11 berjudul “Manajemen Reservoir Geotermal”. Bab ini membahas latar belakang perlunya dilakukan manajemen reservoir, tujuan dan proses reservoir manajemen.
No Comments